Cara Membedakan Swarovski Asli dan Palsu – Apakah Anda merasa bingung untuk membedakan antara Swarovski asli dan palsu? Jika Anda ingin mengenali ciri-ciri kristal Swarovski yang asli, berikut adalah beberapa cara sederhana untuk membedakan keduanya.
Cara Membedakan Swarovski Asli dan Palsu
1. Pemotongan dan Bentuk
swarovskijewelry – Swarovski asli dipotong dengan mesin sehingga setiap kristalnya memiliki bentuk yang konsisten dan sudut-sudutnya bertemu dengan sempurna. Anda juga tidak akan menemukan gelembung udara di dalam kristal Swarovski asli yang dapat terlihat dengan mata telanjang. Kualitas kristal ini memberikan kejernihan dan kilauan yang tidak dapat ditemukan pada kristal lainnya.
2. Komposisi Berat
Swarovski asli terbuat dari 31% bahan khusus yang digunakan dalam pembuatan kristal, sehingga setiap ukuran memiliki berat tertentu. Pastikan untuk memper check beratnya sesuai dengan dimensi yang ada.
3. Pemilihan Nama Warna
Nama warna pada kemasan Swarovski asli ditentukan secara khusus. Setiap paket kemasan dilengkapi dengan hologram dan tulisan ‘CRYSTALIZED’. Swarovski menggunakan nama warna seperti Citrine, Topaz, dan Montana, Sapphire, dan tidak menggunakan istilah umum seperti merah, kuning, atau biru.
4. Perubahan Warna
Kristal Swarovski palsu cenderung berubah warna menjadi sedikit kuning jika diperiksa dengan seksama setelah 5-7 kali dicuci dengan sabun deterjen yang keras.
5. Perekat pada Permukaan Keras
Perbedaan lain antara Swarovski asli dan palsu terlihat saat kristal ditempelkan dengan lem pada permukaan keras. Jika ditarik dengan kuat, lapisan warna kilau akan tertinggal bersama lem, sementara yang terlepas hanya kacanya saja.
# Trik Mudah Membedakan Kristal Asli dan Palsu
Apakah Anda merasa ragu dengan salah satu kristal yang Anda miliki dan mencurigai bahwa itu mungkin palsu? Ada banyak petunjuk untuk memastikan keaslian kristal tersebut, mulai dari bertanya kepada penjual hingga merasakan teksturnya saat dipegang. Berikut adalah panduan praktis untuk membantu Anda membedakan kristal asli dan palsu, serta cara menangani kristal sintetis dan yang melalui proses pemanasan. Teruskan membaca artikel ini jika Anda siap untuk menguji koleksi kristal Anda.
Baca Juga : Memahami Profesi Content Creator dengan Lebih Mendalam
# Hal yang Perlu Anda Ketahui
Waspadalah terhadap penjual yang tidak dikenal, harga yang terlalu murah, serta kristal yang terlalu bercahaya, tampak bening, dan sempurna. Kristal yang asli dan alami biasanya terasa dingin saat disentuh, sulit tergores, tidak sempurna, dan umumnya lebih berat dibandingkan kristal palsu. Sementara itu, kristal sintetis dan yang diolah dengan panas tidak sepenuhnya dianggap palsu, dan tetap dapat digunakan untuk tujuan penyembuhan, meditasi, serta manifestasi.
# Tanda-Tanda Kristal Palsu
Langkah 1: Kristal Terasa Ringan
Kristal yang terasa ringan saat dipegang kemungkinan merupakan kristal palsu. Kristal alami mengandung logam dan inklusi lain yang terbentuk di dalam bumi, sedangkan banyak kristal palsu dibuat dari kaca.
Langkah 2: Suhu Kristal
Jika kristal terasa terlalu hangat saat disentuh, bisa jadi itu adalah kristal palsu. Kristal asli tidak dapat menahan panas dan biasanya terasa dingin ketika disentuh. Cobalah menguji suhu kristal Anda—jika asli, maka kristal akan lebih dingin daripada tangan Anda atau bahkan suhu ruangan.
Langkah 3: Warna Kristal
Jika kristal memiliki warna yang sangat cerah bila dibandingkan dengan batu lainnya, kemungkinan itu adalah tanda bahwa ia palsu.
Dengan mengetahui dan memahami ciri-ciri ini, Anda dapat lebih yakin dalam mengenali keaslian kristal Swarovski serta menjaga koleksi Anda.
Kristal asli sering kali memiliki warna yang cerah, namun biasanya tampak tembus cahaya atau sedikit redup dibandingkan dengan kristal palsu yang telah diwarnai. Jika Anda menemukan kristal dengan warna yang sangat terang, seperti kuning stabilo atau merah muda neon, ada kemungkinan besar bahwa kristal tersebut telah diwarnai untuk meningkatkan daya tariknya. Amati juga retakan dan celah kecil yang mungkin ada di permukaannya. Jika warna di area tersebut terlihat lebih gelap, itu bisa menjadi indikasi bahwa ada pigmen pewarna yang terperangkap di dalam retakan tersebut.
Perhatikan pula keberadaan gelembung udara kecil di dalam kristal. Kristal asli yang terbentuk secara alami di dalam bumi umumnya tidak memiliki gelembung udara. Jika Anda menemukan gelembung-gelembung tersebut, bisa jadi kristal itu sebenarnya adalah kaca yang dipotong untuk menyerupai kristal asli. Gelembung ini mungkin tidak selalu terlihat jelas, jadi periksalah dengan seksama, atau gunakan kaca pembesar untuk mengamatinya dengan lebih baik.
Selanjutnya, perhatikan kejernihan dan kesempurnaan kristal. Kristal alami jarang memiliki kejernihan sempurna, terutama pada batu permata yang berwarna seperti topaz atau zamrud, dan itulah yang membuatnya sangat berharga. Umumnya, kristal asli akan memiliki retakan silang atau guratan hidrotermal baik di dalam maupun di permukaannya. Cari inklusi-inklusi ini saat berbelanja, terutama jika Anda membeli secara daring. Jika Anda tidak menemukan tanda-tanda tersebut, kemungkinan besar “kristal” itu adalah kaca.
Baca Juga : Macam Model Perhiasan Emas Anting
Kristal palsu yang terbuat dari kaca cenderung memiliki sudut yang sangat tajam, sangat bening, dan dipoles dengan sangat halus—sementara kristal asli jarang memiliki potongan seakurat itu. Cobalah untuk meletakkan kristal yang mencurigakan di atas tulisan; jika kristal tersebut asli, huruf-huruf di bawahnya akan terlihat terdistorsi ke segala arah, tetapi jika itu kaca, huruf-huruf akan tampak lebih besar.
Terakhir, bandingkan harga kristal dengan tingkat kejernihannya. Misalnya, jika Anda menemukan zamrud yang sempurna dan berukuran besar dengan harga yang sangat murah (tidak mencapai ratusan juta rupiah), ada kemungkinan besar bahwa zamrud tersebut adalah palsu.
# Langkah 6: Memeriksa Kerentanan Kristal terhadap Kerusakan
Kristal memiliki kecenderungan untuk mudah pecah atau tergores. Sebagian besar kristal penyembuhan (meskipun tidak semuanya) memiliki tingkat kekerasan yang cukup tinggi, berada di angka minimal 6 pada skala Mohs. Kristal dengan karakteristik ini lebih tahan terhadap kerusakan akibat goresan atau benturan. Sebagai perbandingan, kaca hanya memiliki nilai 5,5 di skala Mohs.
Jika Anda mencurigai keaslian kristal tersebut, Anda bisa menguji kekerasannya dengan menggoreskan permukaannya ke lembaran kaca. Jika kristal tersebut asli dan kuat, ia akan meninggalkan goresan pada kaca tersebut. Namun, pengujian ini tidak berlaku untuk kristal lunak seperti fluorit atau selenite, karena tingkat kekerasannya di bawah 5 pada skala Mohs.
Alternatif lain adalah melakukan uji jatuh. Kristal yang keras seperti kuarsa, yang memiliki nilai 7 pada skala Mohs, tidak akan pecah ketika dijatuhkan, sementara kaca cenderung akan pecah atau retak.
# Langkah 7: Mengamati Reaksi Kristal terhadap Panas
Jika Anda mencurigai kristal tersebut palsu, coba panaskan di atas api korek selama sekitar 10-20 detik. Jika mengandung plastik, kristal akan meleleh dan berubah bentuk. Meskipun kristal asli juga bisa berubah bentuk saat terkena panas, perubahan ini tidak akan terjadi pada suhu rendah seperti dari api korek.
Uji coba ini cocok untuk mendeteksi kristal yang terbuat dari plastik, namun tidak dapat digunakan untuk kristal berbahan kaca. Sebaiknya lakukan pengujian ini pada kristal yang Anda miliki di rumah, karena kebanyakan pemilik toko tidak mengizinkan pembeli untuk membakar barang dagangan di toko mereka. Perlu diingat, kristal plastik biasanya terasa lebih ringan dan lebih mudah tergores dibandingkan yang asli.
# Langkah 8: Memperhatikan Nama Kristal
Nama yang terdengar konyol, eksentrik, atau menyerupai nama buah dapat menjadi indikator bahwa kristal tersebut palsu. Meskipun beberapa kristal asli memang memiliki nama yang menarik, nama yang berlebihan atau deskriptif sering kali digunakan untuk jenis kristal palsu. Contohnya, kuarsa mawar yang palsu mungkin berasal dari kaca berwarna dan diberi nama Rosey Quartz. Demikian pula, kuarsa stroberi, yang merupakan kristal langka, bisa dipalsukan dengan pewarna yang sangat mencolok.
Jika kristal memiliki nama yang aneh, tampak sangat sempurna, jernih, dan berkilau, kemungkinan besar itu bukan kristal asli.
# Langkah 9: Memperhatikan Harga
Jika Anda menemukan kristal dengan harga yang sangat murah, ada kemungkinan besar itu adalah barang palsu, terutama jika dijual secara daring. Pastikan Anda mencari tahu kisaran harga dari penjual lain untuk mendapatkan gambaran tentang ukuran dan kualitas yang standar. Walaupun tidak selalu berarti palsu, harga yang murah patut diwaspadai dan perlu dicari tanda-tanda lain untuk memastikan keasliannya.
# Langkah 10: Mengamati Pengetahuan Penjual
Seorang penjual yang bereputasi baik seharusnya dapat memberikan jawaban yang jelas dan detail mengenai produk yang mereka jual. Jika Anda mengajukan pertanyaan tentang kristal dan penjual hanya memberikan jawaban yang samar, ini bisa menjadi indikasi bahwa kristal tersebut tidak asli. Saat berbelanja di toko daring, bacalah ulasan dari pelanggan lain untuk mengevaluasi reputasi penjual. Banyaknya produk palsu dapat menjadi sinyal bahaya.
Perhatikan juga jumlah kristal langka yang ditawarkan oleh penjual. Jika mereka memiliki banyak kristal langka, ada kemungkinan besar bahwa salah satu dari mereka adalah barang palsu.
Kristal asli memiliki energi yang dapat dirasakan. Percayalah pada intuisi Anda jika Anda merasa ragu bahwa toko tersebut menjual kristal yang asli.
Apakah kristal yang mengalami perlakuan panas dianggap sebagai kristal palsu?
Perlakuan panas bertujuan untuk meningkatkan kualitas kristal alami dan tidak termasuk dalam kategori kristal palsu. Banyak jenis batu yang biasa digunakan untuk penyembuhan, seperti citrine atau akuamarin, biasanya melalui proses perlakuan panas untuk memperbaiki warnanya. Panas adalah unsur alami yang turut membentuk kristal di bumi, sehingga sulit untuk mengetahui apakah kristal telah melalui perlakuan panas sebelum atau sesudah ditambang tanpa menggunakan mikroskop atau keahlian khusus.
Dari segi energi, kristal yang telah diperlakukan panas memiliki kecerahan yang hampir sama dengan batu yang baru diambil dari tanah, dan sering digunakan oleh praktisi penyembuhan profesional yang sukses.
Perlakuan panas yang terjadi secara alami di bumi dan proses pemanasan di laboratorium setelah penambangan kristal menghasilkan efek yang hampir serupa. Bahkan, ahli perhiasan profesional sering kali melabeli kristal dan permata dengan istilah “kemungkinan mendapatkan perlakuan panas” karena sangat sulit untuk membedakannya.